ID
EN
Cincin kawin atau cincin nikah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam tradisi pernikahan.
Pemilihannya pun tidak boleh sembarangan.
Sebab, selain mampu melambangkan cinta dan komitmen abadi antara pasangan, cincin nikah juga dikenakan setiap hari seumur hidup mereka.
Selain itu, cincin ini juga memiliki makna lain yang tak kalah pentingnya, yaitu menjaga kehangatan pernikahan.
Sekilas Tentang Sejarah Cincin Kawin
Penggunaan cincin kawin dimulai sejak abad ke-1 atau sekitar 5000 tahun lalu oleh masyarakat Mesir Kuno.
Awalnya mereka menggunakan akar rerumputan dan rumbai yang dibentuk melingkar untuk disematkan di jari manis mempelai wanita.
Bentuk melingkar tersebut melambangkan keabadian tanpa batas.
Bentuk itu juga merefleksikan cinta dan kesetiaan.
Setiap kali rusak, cincin tersebut akan diganti baru dengan bahan serupa.
Meski mudah rusak, esensi dari cincin tersebut tetaplah sama.
Penggunaan cincin kawin pun berlangsung di zaman Yunani Kuno dan Kekaisaran Romawi.
Saat itu, cincin yang digunakan terbuat dari tulang, kulit, atau gading binatang.
Seiring berjalannya waktu, mereka menemukan bahan dasar pembuatan cincin yang terbukti lebih kuat.
Mulai dari besi, perak, palladium, platinum, hingga emas.
Bukan hanya bahan dasarnya saja yang berevolusi, tapi model cincin kawin pun sudah mulai bervariasi.
Banyak ornamen yang digunakan untuk menghiasi cincin tersebut.
Bahkan di abad pertengahan, pasangan mulai mengenakan cincin yang dipersonalisasi dengan ukiran dan ornamen cincin lainnya.
Salah satu ornamen cincin yang juga populer kala itu adalah berlian.
Bukan hanya menyimpan simbol cinta dan komitmen abadi, berlian juga dikenal sebagai batu mulia terkeras di dunia.
Sifat berlian inilah yang juga mampu merefleksikan idealisme pernikahan.
Di zaman Mesir Kuno hingga Romawi, hanya perempuan yang menggunakan cincin kawin.
Sampai akhirnya memasuki abad ke-20, tradisi mengenakan cincin tersebut diberlakukan juga bagi pria.
Mereka merasa perlu mengenakan simbol serupa yang dikenakan pasangannya untuk menunjukan cinta dan komitmen mereka.
Meskipun begitu, model cincin kawin pria terkesan lebih minimalis dan basic agar lebih nyaman dikenakan.
Cincin Kawin Menambah Kehangatan Pernikahan
Mempertahankan pernikahan menjadi tantangan tersendiri bagi tiap pasangan.
Berbagai usaha dilakukan agar pernikahan mereka tetap bahagia dan hangat.
Di antara usaha mereka terselip cincin nikah yang menjadi lambang cinta dan pengikat janji pernikahan.
Ketika memandang cincin tersebut, Anda dan pasangan akan selalu teringat momen bahagia bersama, perjuangan yang dilalui untuk mempertahankan hubungan, hingga akhirnya memutuskan untuk terikat dalam pernikahan.
Ketika mengingat kenangan indah, produksi hormon serotonin atau hormon kebahagiaan akan meningkat.
Ini membuat suasana hati menjadi lebih positif dan bahagia.
Perasaan ini jugalah yang menjadi pendorong untuk selalu menjaga keharmonisan bersama pasangan.
Banyak momen indah dan sentimental yang tersimpan dalam sepasang cincin nikah.
Jadi, ketika kalian memandang cincin tersebut, perasaan hangat akan selalu muncul.
Keinginan untuk selalu membahagiakan dan menjalin romantisme dengan pasangan pun akan selalu tertanam di sepanjang kehidupan rumah tangga.
Itu sebabnya tidak salah bila kita menganggap cincin kawin dapat menambah kehangatan pernikahan setiap pasangan.
Mengingat keistimewaannya dalam kehidupan rumah tangga, pastikan Anda dan pasangan memilih cincin kawin yang tepat.
Pilihlah cincin yang mampu merepresentasikan simbol cinta dan komitmen abadi pada pasangan.
Selain itu, pertimbangkan juga selera, model, dan kenyamanan karena cincin tersebut dikenakan setiap hari dalam jangka panjang.
Dengan mengunjungi website atau offline store Adelle Jewellery, Anda tidak akan kesulitan menemukan cincin nikah yang tepat untuk melengkapi hari bahagia bersama pasangan.
Apapun model dan jenisnya , Adelle Jewellery selalu siap mempersembahkan perhiasan terbaik demi menyempurnakan momen indah Anda bersama pasangan.
